Minggu, 06 Februari 2011

Budi Daya Jamur di Bali

Indonesia termasuk salah satu negara yang dikenal sebagai gudang jamur terkemuka di dunia. Jamur-jamur yang telah dibudidayakan dan telah populer atau memasyarakat sebagai makanan dan sayuran serta banyak diperdagangkan di pasar adalah jamur merang (Volvariella volvacea), Jamur champignon (Agaricus bitorquis) jamur kayu seperti jamur kuping (Auricularia, Sp.)  dan jamur tiram (Pleurotus ostreatus).    
             Ciri jamur tiram antara lain bentuk tudung seperti tiram, lebar mencapai 25 cm, tebalnya 0,5-2 cm, yang tumbuh di daerah dingin biasanya tudungnya lebih tebal dibandingkan yang yang tumbuh di suhu yang lebih panas. Spora jamur tiram berbentuk elip. 29 Botani dan Tinjauan Gizi Jamur Tiram Putih Ukuran 9 x 4,5 μm (μm = 0.001 mm), warna putih dan halus bau jamur tiram licorice agak manis seperti gula merah. Jamur tiram termasuk organisme yang bersifat saprofit : hidup pada bahan organik yang sudah tidak berguna. Misalnya kayu lapuk dari beberapa jenis Angiospermae. Jamur tiram tumbuh dan berkembang sepanjang tahun di berbagai iklim tropis dan sub tropis. Di negara yang mempunyai 4 musim. Jamur tiram tumbuh baik pada musim panas. Di Indonesia jamur tiram bisa tumbuh saat musim hujan maupun kemarau. Jenis jamur tiram antara lain:
  1. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus), dikenal juga dengan nama shimeji white (varietas florida). Warna tubuh buahnya putih sampai putih kekuningan dengan diameter tudung 3-14 cm.
  2. Jamur tiram abu-abu (Pleurotus sajorcaju), dikenal dengan sebutan shimeji grey karena tudungnya berwarna abu kecoklatan sampai kuning kehitaman dengan diameter 6-14 cm.
  3. Jamur tiram coklat (Pleurotus cystidiosus), dikenal dengan nama jamur abalon. Warna tudungnya keputih-putihan atau keabu-abuan sampai abu-abu kecoklatan. Kisaran diameter tudung 5-12 cm.
  4. Jamur tiram merah atau pink (Pleurotus flabellatus), dikenal dengan nama shakura karena tudungnya berwarna kemerahan.
Diantara keempat jenis jamur tiram yang dibudidayakan, Pleurotus ostreatus paling digemari petani jamur di Singaraja, karena memiliki sifat yang adaptif dan tahan lama penyimpanan. Jenis jamur lainnya kurang populer karena warnanya yang mencolok dan terkesan aneh memberi kesan jamur beracun, hal ini disebabkan oleh ketidaktahuan konsumen dipasaran,

Jamur tiram termasuk tumbuhan hasil pertanian organik yang tidak mengandung kolesterol. Setiap 100 gram jamur tiram mengandung protein 19-35% dengan 9 macam asam amino; lemak 1,7 – 2,2% terdiri dari 72% asam lemak tak jenuh. Karbohidrat jamur Tiamin riboflavin dan niasin merupakan vitamin B utama dalam jamur tiram selain vitamin D dan C mineralnya terdiri dari K, P, Na, Ca, Mg, juga Zn, Fe, Mn, Co dan Pb. Mikroelemen yang bersifat logam sangat rendah sehingga aman dikonsumsi setiap hari. Konsumsi jamur tiram selama 3 minggu dapat menurunkan kadar kolesterol hingga 40%.

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) atau jamur tiram putih adalah jamur pangan dengan tudung berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung dan berwarna putih hingga krem. Tubuh buah memiliki batang yang berada di pinggir (bahasa Latin: pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus), sehingga jamur tiram mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus. Jamur tiram masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii atau King Oyster Mushroom.

Tubuh buah mempunyai tudung yang berubah dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih dengan permukaan yang hampir licin dengan diameter 5-20 cm. Tepi tudung mulus sedikit berlekuk. Spora berbentuk batang berukuran 8-11×3-4μm. Miselium berwarna putih dan bisa tumbuh dengan cepat dan subur. Di suhu 25-30 derajat celsius, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan pegunungan daerah yang sejuk  lembab. Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang.

Selain campuran pada berbagai jenis masakan, jamur tiram merupakan bahan baku obat statin. Jamur tiram diketahui membunuh dan mencerna nematoda yang kemungkinan besar dilakukan untuk memperoleh nitrogen.

Pengamatan mengenai pertumbuhan jamur yang dapat dimakan, secara alami tumbuh pada hasil penguraian bahan organik. Budidaya jamur tiram (Pleurotus spp.) dan spesies kerabat dekat lainnya sangat dikembangkan di pasaran. Semua jenis saprofit khususnya yang tumbuh pada kayu dapat dengan mudah dibudidayakan,  meskipun dalam beberapa hal jamur-jamur tersebut hampir sulit dipasarkan dalam jumlah besar karena sifatnya yang lunak sehingga mudah rusak. Jamur tiram yang banyak dijumpai di pasar swalayan adalah jamur tiram putih (P. ostreatus) tetapi adapula jenis lain yang sudah dibudidayakan seperti yang berwarna merah jambu (P. flabellatus) dan hitam (P. cystidiosus). Pleurotus spp. umumnya hidup pada kayu sebagai saprob meskipun satu jenis yaitu P. eryngii dapat hidup sebagai parasit.

Pada umumnya orang-orang mengkonsumsi jamur bukan hanya lantaran rasanya yang memang lezat, tetapi juga karena ada alasan lain, yakni manfaat dan khasiat yang terkandung di dalamnya. Dan faktor khasiat dan manfaat inilah yang menjadi prioritas konsumen jamur. Tujuannya tentu saja demi kesehatan tubuh atau hal lain yang berkaitan dengan vitalitas. Tidaklah mengherankan jika berbagai jenis jamur kini menjadi bagian dari menu favorit  sejumlah rumah makan Bali.

Dari hasil penelitian, jamur yang biasa kita makan rata-rata mengandung 14-35 persen protein. Dibandingkan dengan beras (7,38 persen) dan gandum (13,2 persen), jamur berkadar protein lebih tinggi. Asam amino esensial yang terdapat pada jamur ada sembilan jenis dari total 20 jenis yang kita kenal yaitu lysin, methionin, tryphtofan, theonin, valin, leusin, isoleusin, histidin, dan fenilalanin.
           
Sedangkan kalori yang dikandung jamur adalah 100kj/100 gram dengan 72 persen lemak tak jenuh. Jamur juga kaya akan vitamin, di antaranya B1 (thiamin), B2 (riboflavin), niasin, dan biotin. Untuk mineral, jamur mengandung K, P, Fe, Ca, Na, Mg, Mn, Zn, dan Cu. Serat jamur sangat baik untuk pencernaan. Kandungan seratnya mencapai 7,4- 24,6 persen sehingga cocok untuk para pelaku diet. Menurut hasil riset di Massachusetts University, AS, riboflavin, asam nicotinat, panthotenat, dan biotin (Vit B) yang ada pada jamur masih terpelihara dengan baik meskipun jamur telah dimasak. "Pleurotus ostreatus" Senada dengan penelitian tersebut, secara spesifik, Beta Glucan Health Center mengatakan bahwa jamur tiram yang bernama latin Pleurotus ostreatus atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai oyster mushroom mengandung senyawa pleuran yang berkhasiat sebagai antitumor, menurunkan kolesterol, serta bertindak sebagai antioksidan.

Jamur tiram, di Jepang dikenal dengan sebutan hiratake, mengandung protein 19-30 persen, karbohidrat 50-60 persen, asam amino, vitamin B1, B2, B3, B5, B7, C, mineral Ca, Fe, Mg, K, P, S, dan Zn. Menurut penelitian, kandungan logam yang ada pada jamur tiram masih jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan Fruit Product Order and Prevention of Food Adulteration Act tahun 1954, sehingga aman untuk dikonsumsi. Dari penelitian yang dilakukan Ujagar Group (India) juga dikatakan bahwa jamur tiram memiliki nilai nutrisi yang sangat bagus, di mana 100% sayuran mengandung protein tinggi, kaya vitamin, mineral, rendah karbohidrat, lemak, dan kalori. Selain itu, bagus untuk liver, pasien diabetes, menurunkan berat badan, seratnya membantu pencernaan, antiviral (antivirus), dan antikanker. Nilai tambah lainnya, jamur tiram mudah dimasak dan dicerna dengan rasayang enak pula.

Dari penelitian lain yang dilakukan Departemen Sains Kementerian Industri Thailand, didapat hasil tentang jamur tiram yang mengandung protein 5,94 persen, karbohidrat 50,59%, serat 1,56 persen, lemak 0,17 persen. Untuk tiap 100 gram jamur tiram segar mengandung 45,65 kj kalori; 8,9mg kalsium; 1,9 mg besi; 17,0 mg fosfor; 0,15 mgvitamin B1; 0,75mg Vit B2; dan 12,40 mg Vitamin C. Selain itu, jamur tiram juga mengandung asam folat yang cukup tinggi dan terbukti ampuh menyembuhkan anemia.Kalau kita bandingkan dengan daging ayam yang kadungan proteinnya hanya 18,2 gram, lemaknya 25,0 gram, sedangkan karbohidratnya 0,0 gram, dan vitamin C nya 0,0 gram, kandungan gizi jamur tiram masih lebih komplet tentunya. Sehingga tidak salah apabila dikatakan jamur tiram maupun jamur pada umumnya merupakan bahan pangan masa depan. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Bobek (1999) dari Research Institute of Nutrition Bratislava tentang Natural Product with Hypolipemic and Antioxidant Effect, telah dilakukan studi pada sebuah group dengan 57 laki-laki : perempuan = 1:1, usia setengah umur dengan kasus hyperlipoproteinemia. Selama 1 bulan mereka mengonsumsi 10 gram jamur tiram secara teratur. Kesimpulannya, secara statistik sangat menjanjikan yakni kolesterol dan serum turun 12,6 % dan trigliserol turun 27,2 %. Jamur tiram dikatakan mempunyai efek antioksidan dengan turunnya peroksidasi di dalam eritrosit.

Sementara Sejak tahun 1960, para peneliti jamur telah melakukan riset berbagai khasiat jamur. Beberapa tahun terakhir diketahui adanya polisakarida, khususnya Beta-D-glucansyang mempunyai efek positif sebagai antitumor, anti kanker, anti virus (termasuk AIDS), melawan kolesterol, anti jamur, anti bakteri, dan dapat meningkatkan sistem imun. Pada jamur tiram, produk ini disebut sebagai plovastinyang di pasaran dikenal sebagai suplemen penurun kolesterol (komponen aktifnya statin yang baik untuk menghambat metabolisme kolesterol di dalam tubuh manusia).
 
Beta-D-glucans yang ada pada jamur tiram bisa juga diisolasi untuk digunakan dan dicampur pada krim, salep, suspensi, atau bedak untuk perawatan wajah. Formulasi ini ternyata sudah digunakan pada perusahaan kosmetik, (Estee Lauder, Clinique), di mana konsentrasinya 0,5-2 persen. Mekanismenya adalah dengan cara mengikat air sehingga kulit menjadi lembap dan sebagai anti inflamasi. Percobaan terhadap 121 pasien berjerawat kronis, diberikan setiap hari selama 21 hari, hasilnya 73,5 % kondisinya membaik, 18,2 % sembuh total.
Berdasarkan penelitian Sunan Pongsamart, biochemistry, Faculty of Pharmaceutical Universitas Chulangkorn, kandungan asam amino esensial jamur tiram mencapai 46, 0 gram/ 100 gram protein. Sedikit di bawah telur ayam dengan kandungan 47, 1 gam/ 100 gram protein. Dalam 100 gram jamur mengandung 2, 13 gram protein; 90, 7 gram air; 32, 4 kalori; 5, 76 gram karbohidrat; sisanya serat zat ebsi, kalsium, vitamin B1, B2 dan Vitamin C. 

Begitu besar  manfaat yg dihasilkan dari Jamur Tiram,  Kenapa kita masih belum menyadari bahwa mengembangkan Budi Daya Jamur tidak ada ruginya. bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain. 

                                 "Selamat Membudi Dayakan Jamur Tiram"